KAJIAN DEFORESTASI DI 3 WILAYAH BUDAYA PAPUA

TENTANG KAMI

KAJIAN DEFORESTASI
DI 3 WILAYAH BUDAYA PAPUA

Pada pertengahan bulan Februari hingga Maret 2023, PT. Fajar Wana Indonesia selaku penyedia jasa service provider untuk Samdhana melakukan suatu kajian deforestasi secara cepat dalam kurun waktu satu bulan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi luas dan laju deforestasi pada periode 2021 – 2022 di 3 wilayah budaya Papua yaitu: Mamta atau Tabi, Anim Ha dan Domberai.


Dengan waktu pengerjaan yang relatif singkat dan lokus kajian yang sangat luas, PT. Fajar Wana Indonesia menggunakan instrumen cloud computing untuk melakukan pre-processing ratusan set data citra sentinel 2 untuk menghasilkan data citra tahunan yang bersih dari awan. Data citra ini kemudian dianalisis perubahan tutupan hutannya dengan menggunakan pendekatan NDVI dan AOI, sehingga dihasilkan satu set data deforestasi tahunan.


Perkembangan teknologi penginderaan telah jauh sudah sedemikian rupa dalam 20 tahun terakhir, sehingga sangat memudahkan bagi kita, khususnya dalam melakukan interpretasi terhadap hasil liputan citra yang diambil oleh satelit. Meski demikian, interpretasi tutupan lahan dan perubahan tutupan tetap menjadi perkerjaan yang besar dan membutuhkan kapasitas sumberdaya yang memadai. Dan PT. Fajar Wana Indonesia memiliki kapasitas dalam melakukan hal itu dan kajian-kajian spasial serupa lainnya.

OUR OFFICE

JAKARTA
Indonesia
nomer handphone
email

Social Media

Copyright 2022 Fajar Wana Indonesia

BISNIS KARBON DI WILAYAH ADAT

BISNIS KARBON DI WILAYAH ADAT

Perubahan iklim merupakan permasalahan bersama yang dihadapi oleh bumi, karena dampaknya yang luas dan tidak lokasional. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara secara besar-besaran lah yang kemudian memicu terjadinya pemansan global dan perubahan iklim. Menyadari hal tersebut, upaya-upaya mitigasi dan adaptasi untuk menurunkan dampak perubahan iklim pun banyak dikembangkan bahkan dengan dukungan-dukungan para pihak yang melintasi batasan administrasi negara. Situsi ini pula yang kemudian mendorong terciptanya skema-skema pertukaran emisi gas rumah kaca menjadi suatu model bisnis baru.


Fajar Wana Indonesia bersama dengan Mitra BUMMA dalam upayanya mengembangkan BUMMA, kemudian melihat bahwa bisnis emisi ini sebagai hal yang potensial juga yang bisa dikembangkan oleh BUMMA. Ditambah lagi bahwa peranan Masyarakat Adat pun juga mulai disadari oleh banyak pihak memiliki peranan penting dalam upaya menghambat gerak perubahan iklim. Kearifal lokal dan pengaturan pemanfaatan sumber daya alam yang diturunkan oleh leluhurnya mampu berkontribusi besar dalam mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara. Emisi Karbon merupakan salah satu komoditas yang potensial dikembangkan di wilayah adat.


Dalam upaya pengembangan projek karbon, PT. Fajar Wana Indonesia bersama dengan Mitra BUMMA telah menjalin kerja sama dengan Terra Global sebagai partner utama dalam pengembangan usaha karbon yang saat ini sedang dikembangkan di wilayah Mare dan Namblong. Terra Global adalah suatu perusahaan di Amerika Serikat yang dapat berperan sebagai investor untuk pengembangan projek karbon. Perusahaan ini telah berpengalaman dalam mengembangkan projek karbon di berbagai belahan dunia dengan metodologi yang telah diverifikasi melalui Verified Carbon Standart (VCS) program dalam Verra.


Pada bulan Juli 2022, PT. Fajar Wana Indonesia dan Terra Global menandatangani sebuah MOU untuk sama-sama mengembangkan projek karbon di wilayah yang didampingi oleh Mitra BUMMA. Dokumen MOU ini merupakan kesepakatan kedua belah pihak untuk menjalankan tahapan awal pengembangan projek karbon yaitu, Carbon Eligibility Assessment. Dalam pengembangan projek karbon ini, setidaknya ada 3 tahapan yang harus dilalui. Tahap Pertama adalah Carbon Eligibility Assessment. Tahap Kedua adalah Investment Readiness Assessment. Dan tahapan ketiga adalah Investment Agreement.

Pengembangan usaha karbon di dalam wilayah masyarakat adat relatif membutuhkan waktu dan effort yang besar. Kapasitas kelembagaan dan teknis masyarakat harus terus menerus diperkuat. Tata kelola kelembagaan, lahan dan usaha oleh masyarakat adat harus didorong agar mampu menopang jalannya bisnis karbon secara mandiri. Dan PT. Fajar Wana Indonesia bersama dengan Mitra Bumma hadir untuk memotivasi, mendorong dan memfasilitasi aspek “governance dan kapasitas teknis BUMMA sebagai entitas bisnis yang akan menjadi pelaksana sekaligus penerima manfaat dari pengembangan usaha karbon di wilayahnya. Beragam aktivitas di dalam prosesnya, dan banyak pula kerja-kerja sosial dalam mewujudkan enabling condition untuk pengembangan usaha karbon. Sekurang-kurangnya 3 hingga 5 tahun dibutuhkan agar beneficiaries dapat mulai menikmati hasilnya.

OUR OFFICE

JAKARTA
Indonesia
nomer handphone
email

Copyright 2022 Fajar Wana Indonesia

BERGERAK BERSAMA MITRA BUMMA

bergerak bersama mitra bumma

Semenjak Agustus 2022, PT. Fajar Wana Indonesia bergabung dalam inisiatif Mitra BUMMA untuk mendampingi dan memfasilitasi masyarakat-masyarakat adat di seluruh penjuru Nusantara dalam mengembangkan Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA). Mitra BUMMA diinisiasi oleh individu-individu dengan kepedulian yang besar terhadap kehidupan masyarakat adat di Nusantara. Abdon Nababan, Ambrosius Ruwindrijarto dan Dominique Tan, mereka adalah inisiator-inisiator dalam mitra BUMMA untuk merealisasikan gagasan BUMMA menjadi lebih operasional.

 

 “Membangun Ekonomi Masyarakat Adat. Melindungi Hutan Tropis terbesar ketiga di bumi. Merawat bumi” sebagai slogan mitra BUMMA adalah cita-cita yang sangat besar dan harus-terus menerus diperjuangkan. Mitra BUMMA melalui pendekatan dan pendampingan kepada masyarakat adat yang dilakukan berupaya untuk membangun kesadaraan masyarakat, memberikan informasi yang dibutuhkan dan memberikan motivasi kepada masyarakat adat untuk membentuk dan mengembangkan BUMMA.

 

Mitra BUMMA saat ini telah bekerja di Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua dan Mare, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Melalui pendekatan menoken yang berkesinambungan, gagasan mengenai BUMMA dipupuk dan ditumbuhkan. Kesepakatan dan partisipasi masyarakat adat dalam mengembangkan BUMMA diperluas. Segenap lapisan masyarakat dirangkul mulai dari tetua-tetua adat, kepala-kepala administrasi pemerintahan, tokoh agama, mama-mama dan juga pemuda-pemudi terlibat dan dilibatkan.

 

6 bulan pendekatan yang intens, embrio BUMMA pun mulai nampak. Seiring itu, potensi-potensi komoditas dari hutan, bentang alam, pertanian hingga budaya mulai coba dikenali dan didalami. Dengan harapan nanti tatkala BUMMA hadir, sudah ada komoditas yang siap untuk dikembangkan dan dikelola. Dan BUMMA bisa menjadi best evidence bahwa masyarakat adat bisa mandiri dan sejahtera diatas warisan leluhurnya.

OUR OFFICE

JAKARTA
Indonesia
nomer handphone
email

Copyright 2022 Fajar Wana Indonesia